Thursday, May 1, 2008

Mengatur Keuangan

Seringkali saya bertemu dengan orang-orang yang mempunyai pendapatan minim namun, ingin menabung. Terkadang ada yang sudah berpenghasilan mendingan tetapi tetap susah menabung juga. Jadi bagaimana mengatur keuangan yang sebenarnya ?

Proporsi keuangan yang baik adalah sebagai berikut
10% Tabungan
10% Biaya tak terduga
20% Biaya tetap untuk keperluan bulanan seperti bayar kost, sabun, pasta gigi dsb
60% Biaya harian atau 15% biaya mingguan

Susahnya seringkali kita tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Sehingga apa yang seharusnya menjadi keiginan dianggap sebagai kebutuhan.

Saya pernah bertemu dengan seorang teman yang mengeluhkan bahwa kebutuhannya tidak tercukupi. Ketika ditanya lebih jauh apa yang dimaksud dengan kebutuhan, teman saya menjawab bahwa ia butuh “ minyak wangi, laptop” dan biaya tak teduganya adalah “biaya diundang ke pesta pernikahan”

Saya pikir sebenarnya minyak wangi itu bisa dibeli dari harga yang murah sampai harga yang maha dashyat mahalnya. Tetapi teman saya itu mengatakan bahwa ia ‘cocok’ dengan merek tertentu yang agak mahal bagi ukurannya. Lalu saya berkata “Ya memang cocok bagi kamu, tetapi tidak cocok bagi kantongmu”. Ini adalah contoh gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatan.

Mengenai biaya undangan pernikahan, menurut pemikiran saya adalah bukan suatu kewajiban apa bila diundang ke suatu pesta pernikahan maka kita mematok sejumlah nilai uang untuk diberikan. Saya yakin bahwa pihak yang mengundang sebenarnya sudah siap “merugi” ketika memutuskan untuk mengadakan pesta. Jadi berilah sesuai dengan kemampuan. Kalau memang tidak ada dana, toh anda tidak akan diusir dari pesta tersebut bukan?

Setelah saya memberikan analisa tersebut, teman saya menyetujui pendapat saya. Dan ia pun berkata dengan sebal:” Saya sebal oleh omonganmu, tetapi saya juga sebal dengan diri saya sendiri karena omonganmu itu benar.”

Jadi untuk memiliki keuangan yang sehat, perlu keseimbangan dan disiplin dalam mengaturnya.


Read more!

Tunai atau Kredit?

Saat ini pembelian barang-barang elektronik di superstore sering kali menawarkan pembelian barang secara kredit. Tawaran-tawaran tersebut seolah memberikan keringanan bagi pembeli dengan iming-iming bunga 0%. Padahal sebelum seseorang dapat membeli secara kredit barang-barang tersebut, pembeli diwajibkan mempunyai Kartu Kredit. Itupun dengan janji proses yang mudah dengan cara mengisi formulir dan foto kopi KTP.

Pertanyaannya sekarang apakah kartu kredit itu diperlukan. Sepintas lalu memang seolah memberi kemudahan, tetapi perlu diingat bahwa Bank penerbit Kartu Kredit juga ingin memperoleh keuntungan dari nasabahnya dengan memberikan pinjaman sejumlah dana yang dapat digunakan. Hitung punya hitung rata-rata Bank membebankan biaya bunga sebesar 3-4%. Angka tersebut memang kelihatannya kecil tapi perlu diingat itu adalah persentase per bulan, jadi kalau disetahunkan akan menjadi 36-48%.

Logikanya barang yang dibeli dengan kredit akan harganya akan naik sebesar 10-20%]
Misalkan seseorang membeli handphone seharga Rp 1.500.000, sementara kemampuan pembeli hanya membayar uang sebesar Rp 250.000 perbulan. Maka secara diatas kertas dapat dihitung sebagai berikut :

1.500.000 : 250.000 = 6

Tetapi perhitungan sebenarnya adalah sebagai berikut

Bulan I Rp 250.000 Sisa Hutang 1.250.000 + (1.250.000x3%) = 1.287.500
Bulan II RP 250.000 Sisa Hutang 1.037.500 + (1.037.500x3%) = 1.068.250
Bulan III RP 250.000 Sisa Hutang 818.625 + (818.625 x3%) = 843.183
Bulan IV RP 250.000 Sisa Hutang 593.183 + (593.183x3%) = 610.979
Bulan V RP 250.000 Sisa Hutang 360.979 + (369.979x3%) = 371.808
Bulan VI Rp 250.000 Sisa Hutang 121.808 + (121.808x3%) = 125.462
Bulan VII sisa hutang adalah yang harus dibayarkan Rp 125.462

Dengan kata lain harga barang tersebut naik Rp 125.462, belum lagi ditambah dengan dengan biaya transfer pembayaran Rp 7.500 x 7 = Rp 52.500 jadi keseluruhannya adalah Rp 177.962

Sementara barang elektronik yang dibeli mengalami penurunan harga setelah 6 bulan, dan produk baru pun bermunuculan dengan fitur yang lebih maju dengan harga yang sama.

Kata kuncinya adalah displin menabung. Kalau memang belum mempunyai uang untuk membeli tunai, sebaiknya urungkan saja membeli barang-barang tersebut. Karena hutang adalah beban, seolah penghasilan bulan mendatang sudah di makan dulu.


Jadi saran saya dari pada membayar kredit, lebih baik menabung secara displin. Memang kebiasaan yang baik itu susah, karena harus dilatih terus-menerus.


Read more!

Tuesday, April 29, 2008

Unit Link dalam Asuransi Jiwa

Tenaga pemasaran atau marketing saat ini merupakan profesi yang banyak digeluti. Pasalnya pekerjaan ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan memiliki prospek yang lumayan di masa depan. Dari sekian jenis tenaga pemasaran salah satunya yang tidak asing adalah Agen Asuransi Jiwa.

Produk yang sering ditawarkan dari Agen Asuransi jiwa adalah Asuransi jiwa berbasis unit link. Secara umum Unit Link adalah produk asuransi jiwa yang digambungkan dengan investasi. Dengan membayarkan sejumlah premi maka sorang pembeli atau nasabah dapat sekaligus berinvestasi. Investasi yang dilakukan berupa dana yang disetorkan nasabah berupa uang yang oleh perusahaan Asuransi Jiwa ditukarkan menjadi satuan yang disebut Unit atau Unit Link


Produk Dasar Asuransi
Produk ini adalah produk yang secara otomatis akan dimiliki seseorang apabila memiliki polis asuransi. Yang dicover dari produk ini adalah apabila tertanggung meninggal atau cacat tetap total/permanen (kehilangan 2 fungsi indra atau organ tubuh), maka uang pertanggungan akan keluar. Dengan keluarnya uang pertanggungan meskipun tertanggung hanya cacat tetap total/permanen, maka secara otomatis polis tersebut akan tutup.

Rider/riders
Rider diambil dari istilah penunggang kuda, meskipun hal yang dimaksud berbeda dengan penunggang kuda yang sesungguhnya namun pengertiannya mirip, yaitu sesuatu manfaat yang dapat diambil bersama dengan produk dasar. Riders dapat diambil dapat juga tidak.

Keuntungannya adalah Riders memberikan manfaat yang berbeda dengan produk dasar. Jadi nasabah tidak perlu membuka polis lain. Karena setiap pembelian produk yang terpisah akan dikenakan biaya administrasi ulang. Namun dengan adanya Rider penghematan biaya maupun waktu dapat dilakukan.

Rider ada banyak jenisnya. Rider dapat berdiri sendiri-sendiri dan memiliki klausul dan ketentuan yang berbeda, atau dapat berkaitan dengan Rider yang lain. Kekurangan di satu Rider dapat ditutupi oleh rider yang lain.

Rider dapat tidak diambil, dampaknya adalah uang pertanggungan Produk Dasar dapat meningkat. Riders yang tidak diambil berguna bagi nasabah yang berada di luar negeri seperti Jepang, Amerika dan Canada dalam waktu yang lama (lebih dari 3 bulan), karena biasanya negara-negara tersebut sudah mewajibkan penduduknya untuk memilik polis asuransi jiwa. Di samping itu di negara-negara tersebut apabila seseorang mengalami kecelakaan seperti luka kena pisau yang memerlukan tindakan medis ringan, seperti menjahit luka, negara-negara tersebut mewajibkan pasiennya menjalani medical check up secara menyeluruh. Sedangkan tindakan medical check up dianggap perusahaan asuransi jiwa tidak masuk akal berkaitan dengan luka yang diderita pasien. Dalam kasus ini claim atas medical chek up tidak diganti.

Biasanya yang tidak mengambil Riders adalah TKI di luar negeri, pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu orang tua yang memiliki anak-anak yang bersekolah di luar negeri dianjurkan untuk mengadakan perubahan polis untuk anak mereka agar mengurangi biaya Riders sehingga premi yang mereka bayarkan untuk polis anak-anak mereka tidak terbuang percuma.

Bagi mereka sudah berusia lebih dari 65 tahun pilihan Riders tidaklah banyak, apalagi dengan premi yang pas-pasan. Seringkali pilihan yang ada akan dikenakan biaya cukup tinggi mengingat resiko yang meningkat di usia senja.

Tabungan atau Saver
Prinsip dasarnya adalah sama dengan tabungan yang biasa dilakukan oleh Bank dimana nasabah menalokasikan sejumlah dana, kemudian diendapkan dalam waktu tertentu dan nasabah akan memperoleh keuntungan dari bunga yang didapat. Persentase bunga yang didapat tentunya sangat menggiurkan, tapi perlu diingat bahwa tabungan/ saver dalam polis asuransi jiwa tidaklah semudah mencairkan tabungan di Bank. Selain itu penarikan dana di tabungan/ saver juga memiliki persyaratan untuk menyisakan dana minimum.

Keuntungan yang kedua dari tabungan, adalah apbila nasabah tidak dapat membayar premi (biasanya setelah bulan ke-25 atau tahun ke-2) maka dana yang terbentuk dan bunganya dapat ‘menyelamatkan’ polis agar tidak ditutup. Atau kalau dalam istilah asuransi jiwa disebut cuti premi. Sampai berapa lama cuti dapat dilakukan itu tergantung dari berapa besarnya dana tabungan/ saver yang ada.

Contoh
Premi adalah Rp. 500.000,- /bulan. Setelah bulan ke-25, dana yang ada dalam tabungan/ saver adalah Rp 2000.000,- ditambah persentase bunga investasi dari bulan ke-1 sampai bulan ke-25, misalkan Rp 250.000,-

(Rp 2000.000,- + Rp 250.000,- ): Rp 500.000,- = 4.5

Jadi cuti premi bisa dilakukan selama 4 bulan.

Konsekwensinya break event point yang akan tercapai akan mundur 4 bulan dari yang dijadwalkan

Unit Link
Unit link adalah nama satuan yang dipakai oleh perusahaan asuransi jiwa untuk dana yang dinvestasikan oleh nasabah. Unit link terbentuk pertama didapat dari dana saver/tabungan ketika seorang membuka polis asuransi jiwa. Harga unit link setiap hari berubah-ubah layaknya kurs mata uang asing atau saham. Harga unit link dapat dilihat di media cetak salah satunya adalah koran, sehingga masyarakat umum dapat menghitung sendiri hasil investasi yang dimilikinya.

Contoh:
Jika seorang nasabah membayar Rp 6.000.000,- * maka komposisi yang disarankan antara asuransi dan tabungan adalah 5:1 yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Alokasi Dana untuk asuransi Rp 5.000.000,-
Alokasi Dana untuk tabungan Rp 1.000.000,-

*) apabila nasabah membayar bulanan, maka nilai tersebut di atas tinggal dibagi menjadi 12

Dana yang langsung menjadi unit link adalah alokasi dana tabungan yang dibagi harga unit link di hari nasabah melakukan transaksi setelah dikurangi biaya-biaya.

Contoh:
Alokasi dana tabungan/saver Rp 1.000.000,-
Biaya (biasanya +/- 5%) Rp 50.000,-
Dana tersisa Rp 950.000,-

Harga unit Rp 5.000,- maka nasabah akan mendapat

Rp 950.000,- : Rp 5.000,- = 190 unit

Apabila harga unit link pada keesokan harinya berubah menjadi Rp5.500 maka nasabah tersebut akan mendapat

190 x Rp 5.500,- = Rp 1.045.000

Biasanya unit link yang terbentuk pada bulan ke-25 atau setelah tahun ke-3 (tergantung ketentuan tiap perusahaan asuransi jiwa) akan mengalami lonjakan karena dana yang tadinya dipakai untuk asuransi porsinya dijadikan unit link. Maka apabila nasabah membayar premi Rp 6.000.000,- /tahun, setelah dikurangi biaya-biaya yang ditentukan langsung dibagi dengan harga unit link pada hari transaksi dilakukan (misalnya Rp 7.500) maka akan didapat sebagai berikut:


6.000.000 – (-/+ 5% x 6.000.000) : Harga unit
(6.000.000 – 300.000 ) : Rp 7.500 = 760 unit link

Pada perusahaan asuransi tertentu biaya-biaya tidak lagi dibebankan setelah beberapa tahun meskipun nasabah masih terus membayar sampai periode waktu yang lebih panjang. Sehingga premi yang dibayarkan akan sepenuhnya menjadi unit link.

Proses pengajuan asuransi jiwa
Setiap orang yang akan menjadi nasabah sebuah perusahaan asuransi harus melalui agen asuransi jiwa, di mana nasabah pertama-tama akan dibuatkan ilustrasi oleh agen asuransi jiwa tersebut. Hal yang utama dari sebuah ilustrasi adalah menggambarkan uang pertanggungan dan biaya-biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi jiwa terhadap tertanggung: seperti rawat inat, kecelakaan, meninggal penyakit kritis dan sebagainya.

Besarnya uang pertanggungan produk dasar adalah acuan untuk mendapat nilai uang pertanggungan riders. Perhitungan uang pertanggungan secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut:

Contoh :
Untuk mendapat uang pertanggungan Rp 100.000.000 maka nasabah akan dikenakan 0.005 (angka yang sering dipakai sebagi rumus untuk menentukan premi) premi yang harus dibayarkan perbulan. Jadi seorang calon nasabah akan dikenakan premi Rp 500.000 perbulan.

Rp 100.000.000 x 0,005 = Rp 500.000

Namun nominal uang tersebut di atas hanya gambaran umum karena nilai uang pertanggungan dapat saja lebih kecil atau sama karena faktor umur, jenis, jenis kelamin, pekerjaan, hobby dsb.

Seandainya ada perusahaan asuransi jiwa dengan premi yang sama dan dapat memberikan uang pertanggungan jauh melebihi nilai tersebut di atas maka yang patut dipertanyakan adalah dari mana nilai tersebut di dapat. Karena dengan menaikkan uang pertanggungan itu berarti memperkecil angka 0,005. Secara langsung nasabah tidak mendapat pengaruhnya karena apabila tertanggung meninggal yang membayarkan claim adalah perusahaan re-asuransi. Tetapi perlu diingat menjadi nasabah sebuah perusahaan asuransi jiwa tidak hanya setahun atau dua tahun saja tetapi beberapa tahun kedepan bisa 10 tahun lebih bahkan sampai nasabah meninggal.

Selain itu ilustrasi unit link menyertakan perkiraan nilai tunai, yaitu hasil investasi nasabah setelah jangka waktu tertentu. Biasanya nilai tunai yang dideskripsikan dalam bentuk prosentase dari yang rendah, sedang dan tinggi, dan tidak melebih 20%. Namun ada beberapa perusahaan asuransi jiwa menyertakan ilustrasi nilai tunai sampai 40%. Ini berguna untuk menarik perhatian nasabah agar segera memiliki polis di perusahaan asuransi jiwa tersebut. Namun sekali lagi nilai tunai yang tertera adalah ilustrasi bukan nilai tunai sesungguhnya. Nilai tunai sesungguhnya tergantung dari kinerja perusahaan asuransi jiwa tersebut dalam mengelola dana investasi.

Untuk memilih perusahaan asuransi jiwa sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor yang sifatnya objektif seperti rating, risk by capital (pemerintah Indonesia menetapkan angka minimal adalah 120%), dan sebagainya. Data-data tersebut dapat dilihat di beberapa majalah perbankan yang setiap tahun menerbitkan rating perusahaan asuransi jiwa.

Faktor subjektif bisa saja menjadi pertimbangan, karena tidak sedikit nasabah dari sebuah perusahaan asuransi adalah kerabat atau kenalan dari agen asuransi jiwa. Dalam hal ini level kepercayaan calon nasabah sudah terbentuk. Atau bisa saja calon nasabah memang sudah ingin memiliki polis asuransi jiwa tetapi belum ada agen asuransi jiwa yang pas. Ketika seorang agen asuransi jiwa mendatanginya dan menawarkan produk asuransi jiwa yang bisa menjawab kebutuhannya, dan agen tersebut mendapat simpati, maka terjadilah transaksi.

Terkadang dalam memilih sebuah asuransi jiwa, terdengar reputasi sebuah perusahaan asuransi jiwa yang negatif. Memang kemungkinan itu selalu ada, tapi perlu diingat juga bahwa kabar buruk lebih mudah tersebar dari pada kabar baik. Jadi kembali lagi kepada pilihan tiap pribadi.


Read more!

FAQ Asuransi Jiwa unit link

1.
Q : Siapa saja yang dapat memiliki polis asuransi jiwa?
A : Pada dasarnya semua orang yang sehat jasmani dan rohani dapat menjadi nasabah. Tetapi sayangnya tidak semua orang sehat memiliki uang untuk membayar polis. Demikian juga orang yang memiliki uang tetapi tidak sehat seperti penderita TBC yang beresiko ada kemungkinan besar ditolak. Demikian juga dengan orang yang berusia lanjut (di atas 65 tahun)

2.
Q : Berapa besarnya premi?
A : Besarnya premi tergantung dari umur, jenis kelamin, perokok atau bukan perokok. Hobby tertentu atau medical record di mana calon nasabah pernah dirawat inap di rumah sakit karena penyakit tertentu akan menaikkan premi

3.
Q : Apa keuntungan membayar premi tahunan?
A : Pada saat terjadi transaksi maka sejumlah dana yang disetor akan langsung dijadikan Unit Link dengan harga per hari transaksi. Apabila harga naik di keesokan harinya maka keuntungan akan langsung terlihat.

4.
Q : Bagaimana jika harga Unit Link yang turun?
A : Secara hitungan di atas kertas memang rugi. Tapi perlu diingat jangan terburu-buru untuk menarik dana yang sudah disetor, karena secara umum grafik investasi akan naik, meskipun mengalami fluktuasi.

5.
Q : Bagaimana bila terjadi pengembangan ivestasi dengan persentase rendah (kurang dari 5%)?
A : Selalu ada saja kemungkinan untuk terjadi hal tersebut. Bilamana terjadi hal tesebut lebih dari 2 tahun, maka besar kemungkinan secara international sedang terjadi pergolakan ekonomi dan sosial.

6.
Q : Mengapa premi terendah yang sering ditawarkan adalah Rp 500.000/bulan ?
A : Logikanya setiap tahun gaji seorang karyawan akan mengalami kenaik 10-15 %. Tidak hanya gaji saja tetapi juga biaya-biaya lainnya. Sebagai contoh apabila anda sekarang biaya rumah sakit kelas II per malam Rp 150.000 maka dalam waktu satu atau dua tahun kemudian juga akan mengalami kenaikan. Oleh karena itu premi yang kurang dari Rp 500.000 perlu disesuaikan.

7.
Q : Apa yang perlu diketahui bila seorang nasabah menaikkan Premi?
A : Dengan menaikkan premi yang dibayarkan, maka umur tertanggung akan dihitung per tanggal menaikkan premi. Biasanya ini dilakukan setelah lebih dari 2 tahun, dan biaya atas resiko yang diperhitungkan akan mengalami kenaikan sesuai dengan pertambahan usia.

8.
Q : Mengapa perlu menaikkan premi?
A : Selain mengadakan penyesuaian atas kenaikan harga-harga, perusahaan asuransi akan melakukan perubahan-perubahan produk asuransi demi meninggkatkan layanan kepada masyarakat. Sebagai contoh, claim jumlah penyakit kritis ada yang ditambahkan sehingga dapat diclaim tetapi ada juga yang dikurangi.

9.
Q : Mengapa proses claim menjadi sangat menyulitkan?
A : Kata kuncinya adalah komunikasi. Semakin terbukanya komunikasi antara nasabah dengan perusahaan asuransi yang di wakili oleh agen, maka kesalahpahaman antara kedua belah pihak akan dikurangi. Biasanya nasabah merasa sudah melakukan kewajibannya dan berfikir bahwa agen yang menawarkan polis sudah diuntungkan dengan komisi yang didapat, maka seharusnya nasabah dilayani dengan baik. Tapi perlu diingat agar proses claim dapat berjalan dengan baik, nasabah juga perlu mengetahui apa saja yang dicover, dan prosedurnya.

10.
Q : Mengapa produk Unit Link hanya ada di Indonesia, sedangkan di negara perusahaan asuransi tersebut didirikan tidak ada?
A : Asuransi jiwa adalah produk yang jasa keuangan yang disesuaikan dengan kultur dan sosial masyarakat setempat. Efektiftas sebuah produk di suatu negara tidak dapat disamakan dengan negara lainnya.

11.
Q : Jika seseorang sudah memiliki lebih dari 1 polis asuransi jiwa, bagaimana proses claimnya?
A : Proses claim tiap-tiap perusahaan asuransi jiwa memiliki ketentuannya masing-masing, ada yang bisa diclaim ulang ada juga yang tidak. Claim atas produk dasar yaitu apabila tertanggung meninggal, maka uang pertanggungan akan dikeluarkan dari tiap perusahaan asuransi yang dimiliki oleh tertanggung.

12.
Q : Mengapa anak dibawah usia 5 tahun apa meninggal, uang pertanggungan dibayarkan hanya sebagian?
A : Anak usia dibawah 5 tahun masih beresiko tinggi untuk mengalami kematian. Selain itu anak usia 5 tahun kebawah belum memiliki nilai ekonomi seperti halnya orang dewasa yang mampu bekerja.


Read more!

Saturday, April 26, 2008

Discover the Passion Within You

by: Richard Blackstone


The benefit of continued focus on spirituality information is that you are eventually led to the individual passion that lies within you. Part of the process of your spiritual growth is to discover this passion and then bring it forth and live your passion.

Some people are guided to discover their passion early in the human life process. We have all heard of child prodigies who have developed musical skills at a very early age and, along with those skills, they have a deep burning desire to develop and demonstrate those skills. That is passion demonstrated.


Well, we all have something like that within us. We all have our own song within us that yearns to be heard and demonstrated. We all have a particular aspect of love that we have chosen before birth that we are being guided by throughout our lives.

What is your passion? There are as many ways to demonstrate love as there are people on the planet. We are like snowflakes. From afar we all look just like snow but the closer we examine the snow the more we come to understand that every snowflake has its own unique signature. We all have our particular way to demonstrate that unique aspect of our beingness that can only be manifested in our own unprecedented manner. No two snowflakes are alike. No two passions are exactly the same. There is room in this world for all the snowflakes and there is room in this world for all the passions.

We have our overall purpose in life and we also have a more specific purpose in life. Our overall purpose in life is to just experience the life process, in the physical relative world, in order for God to know, through our experiences, all that she knows of as concepts. That is our mission. That is our way to occupy the space and develop the skills and the capacity to fulfill our larger purpose. This overall purpose is the backdrop on our stage of life upon which we are to develop, nurture and refine our more specific purpose.

We chose our specific purpose before birth. It is in this inborn privatized mission that we are continually being guided by the omnipresent organizing force that brings to us those people, places and information that we need to develop the specific purpose that we chose before birth.

Let's take a look at the big picture again. One of the huge dichotomies that is part of this eternal life process is this simple, yet incredibly complex, concept that we voluntarily forget that we are a spirit child of God before we re-enter the physical universe. When you look at this concept from the bigger picture of life, you can understand how this would be a necessary element to make the whole process work.

If God's purpose were to experience all the different aspects and perspectives of herself that she only knows of conceptually, then she would have to have the true freedom to do that.

Let's look at the alternative to this voluntary amnesia. If we, as spirit children of God, just entered this physical plane via our human birth and were raised and nurtured as pure Gods and Goddesses, knowing from the very outset of our cognitive stage of life that we are a spirit child of God, then that is all we would know.

If we already knew, in our consciousness, all there is to know then what is left to experience? We would always make the most correct choices because we would always know the natural consequences of not doing so. We wouldn't be able to choose to be who we are because we would already be who we really are, spirit children of God.

So here's the dichotomy. Even though we would be limitless beings, who know that they are spirit children of God with all of the same powers and abilities and knowledge of God, that very knowingness would actually limit us in our stated purpose of experiencing in the physical plane all that God knows as concepts in the absolute plane.

We wouldn't choose to have the craziness and dramas that develop and define ourselves. We wouldn't chose sickness or death and we therefore would not have those experiences. You see, you can't appreciate the concept of good health without experiencing the concept of poor health.

It is this relationship world of polar opposites that allows us to experience life in all of its different perspectives, from one extreme to the other. If you know all there is to know, including the natural consequences of your actions, then even with free will you wouldn't chose those experiences that would be harmful or not beneficial to your overall good.

That is the beauty of this voluntary amnesia that we agree to when we choose to re-enter the physical relative universe. You still have free will, but now you are totally at choice as to what you choose to experience. Each choice you make still brings you the natural consequence of that choice, whether it is what we term bad or good.

Now it is entirely up to you to determine which natural consequences serve you and which do not serve you. It is your choice. It has always been your choice.

About The Author

Richard Blackstone is an award winning author and international speaker on Love, Oneness & Creation. Journey into discovery of Self by reading this FREE report; "The 3 Simple Immutable Laws of the Universe" at: http://www.NutsandBoltsSpirituality.com



Read more!

Daily Affirmation For Your Personal Growth

by: Timothy Vigil

What a life I have! It is so ___________________", now you fill in the blank.

How do you view your life right now? Are you where you thought that you would be? Are you where you want to be?

Life is funny. When we were children, our lives and thoughts were filled with the hopes, the dreams and the desires that nobody could take away from us! True or false?


You know, as I was growing up, I had this crazy idea of being an astronaut or being a world renounced runner and even being this great leader that helped millions of people. So did I end up doing any of them?

Well I pursued a couple because one of them was pounded right out of me....to be an astronaut. Why? What happened?

You know as well as I do that when you are young, you are at the most impressionable point in your life. It really doesn't take much for someone to start saying negative things to you before it sets into your subconscience as what it considers fact. Well, I had plenty of people tell me that I was too short, not smart enough, not this or that. It works especially quickly when you hear it from an adult, whether it be a teacher, coach, parent or any other authority figure.

I was pretty lucky in having some older siblings that encouraged me with other areas of my life. I didn't become a world renouned runner, but I gave it a good shot. Could I have been more successful? Had I known and understood the technique that I am going to share with you now, I believe that I would have had much more success. Now don't get me wrong, I don't live in the past and I don't have any regrets in my pursuit of my dreams, but the things that I have learned have helped improve my life tremendously and have helped me to make an impact in the lives of others. I have always heard about the saying, "You become what you believe". Ok, but HOW do you learn to believe what YOU really want to believe?

There have been times in my past when I wished that I could do this or that, but at the time, that is ALL it was, A WISH! How do you turn that wish into something much more powerful that will drive you to succeeding?

What I am going to share with you can absolutely change your life for the better, IF you are willing to stick with it DAILY! It won't sound like a hard thing to do, but it does take work. Trust me, there were days when I was rushed, tired, sick, frustrated or whatever that made me not want to stick with it. And you WILL have those types of days, but you MUST be persistent and do this every day. If you do this twice a day, it becomes easier and more natural, much quicker. Likewise, three times a day will propel you to believing that much faster. Like I said, it will sound simple, and you may think, "I have heard this plenty of times and it just doesn't work!". Friend, I am here to tell you that it DOES work. It did for me, and it can for you.

So, why would I share this with you so freely when I don't even know you? Let's face it, this is public for the whole world to see, critique, agree, disagree, etc. That's ok, because it is not about just me, it is about HELPING others in their own personal lives. Helping people get out of the same old rut, helping people break the chains of mental bondage that has been past down from generation to generation. If I can help one person out of one million, that's ok, because I helped someone.

Ok, enough of the soap box stuff. Let's get started.

What can you do to help you become more successful, happier and start on the road of creating the life that you really want? What I am going to share with you is one of the basic things for you to put into practice, for now. There are many more techniques that I will share with you in later issues, but for now let's start with just one.

The first, and by far THE MOST IMPORTANT technique that you must do daily:

Get in the habit of VERBALLY giving thanks for the things that you do have.

"What? That's it? How is this going to help me? How can this possibly make a difference?", you may ask. Stay with me. Remember your dreams as a kid? What was it you REALLY wanted to do? Do you remember? Did you do it? If you didn't, why not? For most of us, it wasn't any physical issue or mental issue (even if it was, there are lots of people worse off who have accomplished great things). Somewhere along the line, someone who was important to you told you, in one way or another that you couldn't do it, or to just give up because you weren't meant to do that. So many times, not even realizing what they are doing to us, people we love and people who love us can destroy our dreams with non-supportive, non-encouraging words. We don't even realize what it is doing to us, and our mind starts to listen and repeat it without us even knowing it, until our subconscience accepts it as fact. Over time, we start to think about why we can't do this or that, rather than why we can. We start to verbalize all the negative things in our lives, how we got there, all the bad choices, all the bad circumstances, EVERY bad thing that has happened to us. We VERBALIZE it every day to everyone we know! We don't even realize that we are doing it anymore, it is just natural to "complain" about stuff, rather than look at what we do have, and VERBALLY recognize them! Am I right? Ask yourself, honestly, how often do you verbally complain and how often are you verbally thankful? It is easy to get caught up in society today, wanting everything for nothing, wanting things for free or little effort, and to just go with the flow and join in on a complaining forum!! Friend, take a look at the things that you do have, no matter how little, but you do have things to be thankful for.

Here is a challenge for you: make a list of 10 things that you have in your life that you are thankful for. Every day, at least once a day, verbally acknowledge thanks for those things. Now I say verbally, not in the quietness of your head (that will become a natural part of it) but from your mouth, let the words come out..."I am so thankful for_________". I promise you, the more you do this, the more persistent you are with this on a daily basis, the more things that you will see that you have to be thankful for.

Ok, now remember that I told you that you WILL have days where everything seems to be going wrong, PLEASE remember that these are the most critical days to do this, as a matter of fact you should do this more than once this day!! On a day like that, the last thing before you go to bed, turn off the television, turn off the radio, turn off the lights and just relax in darkness, eyes closed. Think of your list and let it run through your head several times, and then verbally give thanks 2, 3 ,4 even 5 times. These thankful thoughts and feelings will be the last things being sent to your subconscience before falling asleep, and from there your subconscience takes over. Soon, more good things will start coming into your life, giving you more things to be thankful for. Just remember, that it is always darkest before the dawn. STICK with it, change your perspective and your life!

Start this today and keep doing it, because it will change your life for the good! Remember VERBALIZE IT TO INTERNALIZE IT!!

About The Author

Timothy Vigil

I am a Wellness Experience Coach. Helping people improve their lives through personal growth is my passion. Teaching people how to get a "Wellness Experience" is my mission. Visit me at: http://www.followmetofortune.com/main



Read more!